JAPAS Bersama Om Pinot: Mengunjungi Situs Punden Berundak di Gunung Batu

 

Mengikuti seluruh rangkaian kegiatan JAPAS bersama Om Pinot dari berbagai rute yang dilewati dan lokasi-lokasi bersejarah yang dikunjungi, memang sangat mengasyikkan. Setiap objek yang dilihat menambah wawasan baru dan memperkaya pengetahuan sejarah bagi para peserta. Mengeksplorasi khazanah sejarah dan kebudayaan yang ada di kota Bogor memang tiada habisnya, dan penobatan kota Bogor sebagai kota pusaka ternyata layak untuk disandang.

Salah satu rute yang kami kunjungi adalah situs punden berundak di Gunung Batu. Peninggalan budaya zaman batu besar (Megalitikum) ini berupa bangunan bertingkat yang terdiri atas tumpukan batu. Om Pinot menjelaskan bahwa, karena pada masa lalu lokasinya berada pada posisi paling tinggi dan hampir tidak ada pemukiman di sekelilingnya, penduduk setempat kemudian menamainya Gunung Batu dan memunculkan nama wilayah yang kini nama itu dikenal orang.

Ilustrasi perbandingan punden berundak 

Kata "punden" atau "pundian" berasal dari bahasa Jawa yang berarti objek-objek pemujaan, mirip pengertiannya dengan konsep "kabuyutan" pada masyarakat Sunda. Punden berundak merupakan hasil penghayatan rasa spiritual masyarakat Nusantara terhadap roh leluhur. Pada zaman dahulu, tingkatan teratas punden berundak adalah tempat yang paling suci dan digunakan untuk memuja roh para pendahulu. Dari literatur yang digali oleh Om Pinot, diduga bentuk asli punden berundak menyerupai bangunan piramida yang tersusun rapi. Namun, karena proses alam dan usia selama ribuan tahun, bentuknya berubah dan menjadi berantakan seperti yang kita lihat sekarang.

Om Pinot seperti membawa kami memasuki lorong waktu untuk kembali ke masa purba dan belajar dari alam tentang kehidupan peradaban manusia masa silam. Belajar dari pelestarian sejarah, para peserta dibangunkan kesadaran untuk menghargai nilai-nilai luhur dari keragaman budaya. Pesan untuk pemerintah adalah, selain upaya pelestarian, sebaiknya ada narasi yang menjelaskan tentang situs ini dan bukan hanya menampilkan penetapan situs sebagai benda cagar budaya.

Situs punden berundak di Gunung Batu merupakan salah satu dari banyak situs megalitik di Indonesia yang menunjukkan tingkat kebudayaan dan teknologi yang tinggi pada masanya. Situs ini tidak hanya menjadi saksi bisu peradaban masa lalu, tetapi juga menjadi simbol penting untuk memahami perjalanan sejarah dan kebudayaan bangsa Indonesia.

Menelusuri situs ini, kami tidak hanya melihat susunan batu yang berundak-undak, tetapi juga mencoba memahami makna spiritual yang terkandung di dalamnya. Punden berundak ini dibangun dengan tujuan spiritual, sebagai tempat pemujaan roh leluhur yang diyakini memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi komunitas mereka.

Di punden berundak, masyarakat purba menciptakan hubungan yang mendalam dengan alam sekitarnya. Mereka memilih lokasi di tempat yang tinggi bukan hanya karena keindahan alam, tetapi juga karena keyakinan bahwa tempat yang tinggi lebih dekat dengan dunia roh. Tingkat-tingkat dalam punden berundak mencerminkan hierarki spiritual, di mana tingkatan teratas merupakan tempat paling suci.

Om Pinot juga mengungkapkan bahwa keberadaan punden berundak ini memperlihatkan adanya sistem organisasi sosial yang sudah kompleks pada masyarakat purba. Pembangunan struktur besar seperti ini memerlukan kerja sama dan koordinasi yang baik di antara anggota komunitas, menunjukkan adanya kepemimpinan dan pembagian tugas yang jelas.

Selain aspek spiritual dan sosial, punden berundak juga menjadi bukti kemampuan teknik dan arsitektur masyarakat purba. Mereka menggunakan batu-batu besar dan menyusunnya dengan presisi, sebuah prestasi yang membutuhkan pengetahuan geologi dan keterampilan teknik yang tinggi. Meski kondisi alam telah mengubah bentuk asli punden berundak ini, kita masih bisa mengagumi keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembuatnya.

Dalam setiap kunjungan JAPAS bersama Om Pinot, kami tidak hanya diajak untuk melihat dan mengetahui, tetapi juga untuk merasakan dan menghargai warisan budaya yang ada. Melalui penjelasan yang mendalam dan penuh semangat, Om Pinot membantu kami menghubungkan masa lalu dengan masa kini, memperkaya pemahaman kami tentang sejarah dan kebudayaan bangsa.

Kunjungan ke situs punden berundak di Gunung Batu ini mengajarkan kami pentingnya pelestarian warisan budaya. Ini bukan hanya tentang menjaga benda-benda kuno, tetapi juga tentang memahami dan menghargai nilai-nilai yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Dengan demikian, kita dapat melanjutkan tradisi dan kebudayaan ini ke generasi mendatang.

Di akhir kunjungan, kami merenung tentang betapa kayanya warisan budaya yang dimiliki Indonesia dan betapa pentingnya menjaga dan melestarikannya. Pesan Om Pinot kepada kami sangat jelas: setiap situs bersejarah adalah bagian dari identitas kita, dan dengan memahaminya, kita bisa lebih menghargai dan mencintai tanah air kita.

Melalui kegiatan JAPAS, Om Pinot tidak hanya mengenalkan kami pada sejarah, tetapi juga menanamkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap warisan budaya kita. Setiap langkah yang kami ambil dalam perjalanan ini adalah sebuah pengingat akan kekayaan dan keindahan sejarah bangsa Indonesia.

Abdullah Abubakar Batarfie

Posting Komentar untuk "JAPAS Bersama Om Pinot: Mengunjungi Situs Punden Berundak di Gunung Batu"